05 April 2015

Perlombaan Prusiking (Mapala Vulcano)

      TEPEPA mempunyai banyak kegiatan, kegiatan salah satunya yaitu mengikuti ajang perlombaan yang di lombakan dimana saja, yang sering di ikuti oleh anggota yaitu lomba lomba yang biasa di adakan di sekitar lingkup sispala/mapala.perlombaannya  yaitu perlombaan yang bersangkut paut dengan divisi rock climbing, yang biasa diperlombakan yaitu wallclimbing dan prusiking,

      wall climbing yaitu adalah kegiatan pemanjatan yang dilakukan di papan panjat dengan sudut kemiringan beragam, kegiatan ini biasa dilakukan untuk latihan sebelum terjun langsung ke medan tebing bebatuan. dan biasanya,  kegiatan ini untuk di lombakan.  kegiatan perlombaan pada wallclimbing terbagi menjadi 2 jenis pelombaan, yaitu let dan speed, dari kedua jenis perlombaan TEPEPA sering mendapatkan kemenangan di tahun ini dan di tahun tahun sebelumnya. lain lagi dengan perlombaan prusiking, prusiking adalah kegiatan pemanjatan menggunakan tali temali untuk sampai ke tujuan yang paling teratas. nah kegiatan ini biasa dilakukan untuk pengaplikasian rockclimbing pada saat-saat yang tertentu, selain itu kegiatan ini biasa di perlombakan.


    pada tanggal 1 april 2015, tepat pada hari rabu salah satu mapala dki mengadakan acara perlombaan prusiking. anggota tepepa antusias dengan perlombaan ini tepepa mengirimkan 5 anggota untuk mengikuti perlombaannya, 5 orang itu 1 orang dari tingkat 3 yang bernama oky, 3 orang dari tingat 2 yaitu, agun, baijuri dan sumarni, dan satu lagi dari tingkat 1 yaitu dimas koko , dengan latihan yang giat dan kerja keras persiapan ini di pesiapkan untuk mengejar kemenangan, dan merauk hampir semua posisi kemenangan, pada hari perlombaan dan acara hampir selesai. pengunguman pemenang di umumkan,alhamdulillah/bersyukur tepepa mendapatkan hampir semua posisi, mendapatkan posisi juara 1 baijuri ,2oky, pemenang laki-laki  dan juara 1 sumarni,2 anita gunawan pemenang perempuan. dan tepepa membawa pulang 4 piala. dari hasil ini tepepa menambahkan hasil prestasi yang memuaskan. sekian terima kasih atas kunjungannya semoga tidak bosan dan menunggu postingan selanjutnya.


20 Maret 2015

Festival TEPEPA 2015 Climbing Recycle Wall Magazine




Perkembangan olahraga panjat dinding di Indonesia telah mengalami perubahan dramatis dari sekedar hobi kegiatan alam terbuka menjadi profesi olahraga yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar ruangan. Hal ini didukung oleh adanya lembaga FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) dibawah naungan Kemenpora, sebagai wadah profesi bagi pecinta olahraga ini. Ini menjadi suatu bukti nyata bahwa olahraga panjat tebing dan dinding ini memang tengah dikembangkan secara sistematis di Indonesia.

Para pendidik melihat perkembangan aktifitas ini dan melihat banyaknya manfaat dari olahraga panjat dinding, sebagai salah satu contoh untuk pengembangan kekuatan dan kelenturan tubuh. Sejumlah institusi pendidikan telah melakukan penelitian berkaitan dengan hal ini dan akhirnya melakukan pembangunan fasilitas dinding panjat di institusinya.

TEPEPA (Teknik Pembangunan Pecinta Alam) adalah salah satu organisasi di SMKN 26 Jakarta yang bergerak dalam bidang kepecinta alaman yang berdiri sejak tahun 1986. Sejak berdirinya TEPEPA hingga saat ini sudah melakukan banyak kegiatan seperti melakukan pendakian, pemanjatan tebing, pembacaan peta dan kompas serta ikut berparitispasi aktif dalam berbagai lomba, penanaman, dan peduli lingkungan.

Atas dasar pemikiran tersebut mereka para siswa/i yang terhimpun dalam Teknik Pembangunan Pecinta Alam ( TEPEPA ) sebagai salah satu organisasi ekstra kurikuler pecinta alam di bawah naungan SMKN 26 Jakarta bermaksud turut serta untuk memperkenalkan dan mempopulerkan olahraga panjat dinding ini di lingkungan pelajar khususnya tingkat SLTP dan SLTA sederajat. Harapan mereka agar kegiatan ini dapat menjadi sarana sosialisasi dan meningkatkan kerjasama di kalangan pelajar selaku generasi muda kearah yang bersifat positif.

Maksud diadakannya kegiatan ini adalah sebagai sarana penyaluran minat dan bakat dalam bentuk kegiatan positif , mendorong semangat sportifitas, serta menumbuhkan jiwa kreatif di kalangan pelajar.





SEKRETARIAT TEKNIK PEMBANGUNAN PECINTA ALAM
Jalan Balai Pustaka Baru 1, Rawamangun Jakarta Timur
Telp. (021)4720310 Fax. 47866889

18 Maret 2015

Alamat Resmi Website Teknik Pembangunan Pecinta Alam

Dengan makin berkembang pesatnya teknologi informatika maka kami sebagai organisasi yang ikut terus berkembang didalamnya tidak mau ketinggalan inovasi, salah satunya dalam hal publikasi dan media sosial untuk kepentingan TEPEPA.

Maka dari itu, TEPEPA resmi mengumungkan alamat website resmi yaitu.
www.tepepa.org

Dengan adanya alamat website resmi Tepepa semoga akan bermanfaat bagi anggota-nya sampai masyarakat luas.

03 Maret 2015

Pendidikan Dasar XXV

Pada hari Jumat, 20-22 Januari 2012 lalu, Tepepa meresmikan 14 orang sebagai anggota angkatan XXV. Keempat belas jentik tersebut yaitu :
  • Iwan Maulana
  • Nanda Putri Pratiwi
  • Baharuddin Siregar
  • Dyah Ayu Anjarwati
  • Arta Agustina
  • Soegeng Sasmito
  • Silvana Septinanda
  • Alfis Ridtami
  • Muhammad Djulfikar
  • Muharrom Fachlan Figi
  • Januar Rachmat Fauzi
  • Muhammad Yahya Fauzi
  • Ilham
  • Lucky
Inilah muka kenyang nan bahagia mereka setelah mendapatkan slayer hijau, sebagai tanda telah bergabung dalam keluarga besar Tepepa. Lihat semangatnya!


Selain itu, Tepepa juga melantik 2 orang anggota tepepa menjadi pengurus



01 Oktober 2013

Samalas, Gunung Api yang Lebih Dahsyat dari Krakatau

Samalas meletus antara bulan Mei hingga Oktober 1257 dan menyebabkan abu tersebar hingga ke dua kutub Bumi.



Pemandangan Danau Segara Anak dan Puncak Rinjani (Yunaidi Joepoet)
Selama ini erupsi gunung berapi Krakatau pada tahun 1883 dianggap sebagai salah satu yang terdahsyat dari Indonesia. Demikian pula dengan letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 yang masuk dalam kategori "ledakan termega".
Tapi ternyata gunung api Samalas di Lombok hasilkan erupsi delapan kali lebih dahsyat dari Krakatau dan dua kali lebih besar dari Tambora. Samalas meletus antara bulan Mei hingga Oktober 1257 dan menyebabkan abu tersebar hingga ke dua kutub Bumi.
Berkat erupsinya pula terjadi perubahan iklim yang signifikan. Disebutkan dalam beberapa teks Zaman Pertengahan, pada musim panas 1258, cuaca malah dingin dan hujan tidak berhenti hingga menyebabkan banjir. Arkeolog juga menentukan tahun kematian tepat pada 1258 bagi ribuan tulang-belulang yang ditemukan pada makam massal di London.
Ledakan ini sempat terekam sejarah sekitar 800 tahun lalu, namun entah karena apa, catatan itu terlupakan. Demikian hasil penelitian yang tertuang di Proceedings of the National Academy of Sciences, dilansir Senin (30/9).
Jejak peninggalan Samalas "diburu" oleh para peneliti dan mengira "pelaku" letusan besar pada tahun 1257 adalah gunung api Okataina di Selandia Baru dan El Chichón di Meksiko. Namun, kedua kandidat ini gagal dalam penanggalan atau jejak geokimia.
Para pakar kemudian berhasil mengaitkan jejak sulfur dan debu dari kutub ke data yang didapat dari Lombok. Termasuk penanggalan radiokarbon hingga tipe batu dan abu yang terlontar. Menurut mereka, hanya Samalas "yang memenuhi semua tanda centang di kotak".
"Buktinya sangat kuat dan menarik," kata Clive Oppenheimer dari Cambridge University, UK, seperti dikutip BBC. Ditambahkan Franck Lavigne, dari Pantheon-Sorbonne University, Prancis, awalnya mereka bingung mencari "pelaku" yang bertanggung jawab atas perubahan iklim itu.
rinjani,danau segara anak,gunung agungSambil menahan pegangan Dwi Warna, seorang pendaki memandang jauh ke depan. Latar depan Danau Segara Anak, sementara Gunung Agung terlihat tinggi menjulang di latar belakang. (Yunaidi Joepoet)
Tapi berkat "sidik jari" dalam wujud geokimia di inti es, akhirnya membuat para peneliti berhasil menemukan gunung api tersebut. Selepas erupsi, terbentuklah kaldera Segara Anak. Gunung itu sendiri sudah runtuh.
Babad Lombok
Catatan mengenai letusan ini di Indonesia menceritakan kehancuran lebih besar. Sebuah teks dalam bahasa Jawa, Babad Lombok, yang ditemukan di pelepah kelapa, menceritakan erupsi besar gunung api yang membentuk kaldera di Gunung Samalas, Lombok.
Teks ini menceritakan kematian ribuan orang karena abu dan aliran piroklastik yang menghancurkan Pamatan, Ibu Kota dari kerajaan setempat. Meski tidak disebutkan tanggal pastinya, para pakar menduga itu terjadi sebelum akhir abad ke-13, sesuai dengan bukti sains dari erupsi.
Dikatakan Ben Andrews dari Smithsonian Institution's Global Volcanism Program, erupsi macam ini hanya terjadi sekali tiap 600 tahun. Dan, ditambahkan dalam jurnal penelitian ini, bahwa Pamatan menjadi salah satu contoh kejadian "Pompeii dari Timur" --merujuk pada gunung api yang meletus di Italia tahun 79 Masehi akibat letusan Gunung Vesuvius.
(Zika Zakiya. Sumber: BBC, National Geographic)