Dasar
Pemikiran
Berikut adalah dasar-dasar pemikiran :
·
Hari Bumi yang diperingati setiap tahunnya pada
tanggal 22 April di seluruh dunia, berawal dari gagasan Gaylord Nelson, senator
pertama yang menyuarakan isu-isu lingkungan menjadi agenda Senat AS. kurikulum
resmi mengikuti model “teach in”
yaitu kuliah tambahan yang membahas tema-tema kontroversial yang sedang hangat,
khususnya tema lingkungan hidup. Kini para pelaksana peringatan Hari Bumi
menyatukan diri dalam jaringan global masyarakat sipil untuk Hari Bumi yakni
EARTH DAY NETWORK yang berpusat di Seattle.
·
Gerakan Hari Bumi kemudian menginspirasi lahirnya
berbagai kelompok besar pelestari lingkungan hidup, antara lain Environmental
Action (di Washington, 1970), kelompok Greenpeace (kelompok pelestari
lingkungan yang cukup radikal dan militan, lahir pada tahun 1971),
Environmentalist for Full Employment (kelompok penentang industrialisasi, lahir
tahun 1975), Worldwatch Institute (pusat penelitian dan studi yang mengumpulkan
berbagai informasi ancaman lingkungan global, lahir tahun 1975), dan masih
banyak lagi kelompok-kelompok pemerhati lingkungan yang lain.
·
Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi
gelas kaca. Panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut
berupa radiasi gelombang pendek, sebagian diserap oleh bumi dan sisanya
dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas
yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas
kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca (green house) di pertanian, ruang kaca
memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan atau menstabilkan suhu dalam
rumah kaca. Pada dasarnya kehidupan di bumi ini eksis karena adanya efek gas
rumah kaca atau dengan kata lain kehidupan di bumi tidak akan pernah ada tanpa
jasa efek gas rumah kaca. Sejatinya efek rumah kaca merupakan proses alami yang
terjadi sehingga memungkinkan kelangsungan hidup bagi semua mahluk di bumi.
Tanpa adanya gas rumah kaca seperti karbondioksida (CO2) metana (CH4) atau
dinitrooksida (N2O) maka suhu permukaan bumi akan berkisar 35°C.Energi dari
matahari memacu cuaca dan iklim bumi serta memanasi permukaan bumi sebaliknya
bumi mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada atmosfir
(uap air, karbondioksida dan gas lainnya) menyaring sejumlah energi yang
dipancarkan sekaligus menahan panas seperti rumah kaca, tanpa efek rumah kaca
alami ini maka suhu akan lebih rendah dari yang ada sekarang dan kehidupan
seperti saat ini tidak mungkin ada. Jadi gas rumah kaca menyebabkan suhu udara
di permukaan bumi menjadi lebih nyaman sekitar 60°F atau 15°C.
·
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah
menginisiasi Penandatanganan Nota Kesepakatan Rencana Aksi Bersama Penyelamatan
Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia pada Kamis (19/3/2015) di Istana Negara
Jakarta menjadi kabar yang melegakan. Acara ini dihadiri Presiden Joko Widodo,
Wakil Presiden Jusuf Kalla, para menteri kabinet dan pimpinan lembaga tinggi
negara. Kegiatan ini merupakan upaya KPK dalam menjalankan fungsi trigger mechanism untuk mengatasi
sejumlah persoalan pada pengelolaan SDA di beberapa sektor, sekaligus
meningkatkan penerimaan negara demi kesejahteraan rakyat.
·
Hasil kajian KPK di sektor mineral dan batu bara
menemukan bahwa tidak semua eksportir batu bara melaporkan hasil ekspornya,
baik kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) maupun dalam
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak. Selain itu, kajian juga menemukan
potensi hilangnya penerimaan pajak dan potensi kerugian negara. Pada tahun 2012
misalnya, potensi kehilangan penerimaan pajak mencapai Rp28,5 triliun,
sedangkan potensi kerugian negara sekitar Rp10 triliun per tahun.Hasil temuan
Tim Optimalisasi Penerimaan Negara (Tim OPN) menunjukkan adanya kurang bayar
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) oleh pelaku usaha dari 2003-2011 sebesar
Rp6,7 triliun. Demikian juga dengan hasil perhitungan berdasarkan evaluasi
laporan surveyor, diperkirakan selisih pembayaran royalti oleh pelaku usaha sebesar
US$24,66 juta tahun 2011 untuk lima mineral utama dan sebesar US$ 1,22 miliar
untuk batubara pada rentang 2010-2012.
· Atas
dasar pemikiran itulah, kami para pelajar, mahasiswa dan pemuda Indonesia
melalui TEPEPA (Teknik Pembangunan Pecinta Alam) SMKN 26/STMN Pembangunan
Jakarta, Resimen Mahasiswa (MENWA) Jakarta Raya – Jayakarta, Generasi Muda
Warga Jaya Indonesia, Pemuda Matahari Bangsa, dan segenap potensi pemuda
lainnya menjadikan peringatan Hari Bumi 22 April 2015 sebagai momentum
kesadaran bahwa tindakan-tindakan yang merusak alam itu adalah perbuatan
korupsi.Jika selama ini korupsi hanya dimaknai sebagai perbuatan yang merugikan
keuangan semata, nampaknya pemikiran tersebut harus diperluas bahwa
tindakan-tindakan yang merusak alam adalah korupsi yang sesungguhnya karena
tidak saja merugikan secara finansial tapi juga merugikan kehidupan generasi
yang akan datang !
· Dalam
rangka memperingati hari Bumi pada tanggal 22 April 2015 ini, kiranya
instropeksi dan evaluasi diri merupakan hal yang relatif lebih bermanfaat
dibandingkan dengan keikutsertaan dalam bentuk kegiatan yang seremonial belaka.
Saat ini yang paling penting adalah bagaimana kita semua sebagai penghuni
bumi dapat tetap menjaga dan berkontribusi dalam menyelamatkan bumi yang
kita tinggali ini dari kehancuran oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab.
Apakah kita sudah pernah berperan
aktif dalam kegiatan nyata dilapangan?
Kita bisa berperan serta dan aktif
menyelamatkan bumi dengan cara menjaga akal sehat dan nurani !
Karena itulah kami menyerukan : “Merusak alam itu Korupsi !”